Menurut perkiraan, ondel-ondel sudah ada sejak sebelum tersebarnya agama Islam di pulau Jawa. Jaman dahulu, ondel-ondel digunakan sebagai penolak bala atau pengusir gangguan roh halus yang bergentayangan. Bahkan, untuk melakukan pertunjukkan ondel-ondel biasanya diadakan ritual khusus seperti khotbah dan pemberian minum mulai dari air putih, air kelapa, sampai kopi pahit.
Sekarang ondel-ondel sudah dihias dengan menarik. Untuk ondel-ondel laki-laki biasanya diberi cat merah dan diberi kumis. Sedangkan untuk ondel-ondel wanita biasnya diberi cat putih. Sebelumnya ondel-ondel disebut sebagai Barongan, namun setelah H.Benyamin S menyanyikan lagu “Ondel-Ondel”, boneka besar ini sekarang dipanggil dengan sebutan ondel-ondel.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Ondel-ondel
http://kotatua.blogspot.com/2007/10/ondel-ondel-jakarta.html
http://berita.liputan6.com/read/339039/ondelondel-tak-lagi-mengusir-roh-jahat
Gambar: Google Image


Tidak ada yang tahu sejak kapan angklung mulai digunakan, namun angklung modern berhasil ditemukan oleh Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya, angklung digunakan hanya sebatas untuk kepentingan kesenian lokal atau tradisional . Namun karena bunyi yang ditimbulkannya merdu dan memiliki tangga nada doremifasolasido dan daminatilada, angklung cepat berkembang hingga ke pertunjukkan internasional
Pada tanggal 18 November 2010, angklung terdaftar sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity oleh UNESCO.